Dampak nyata Abrasi di Pantai Kota Padang semakin meningkat. Seperti Baru baru ini yang terjadi di Pantai Pasia Jambak Keluarhaan Pasia Nan tigo Kec. Koto Tangah Kota Padang, gelombang pasir yang mencapai ketinggian 3 Meter, berdampak terhadap pemukiman masyarakat.
Kelurahan Pasia Nan Tigo dengan Luas wilayah 14,57 km2 (1.457 ha) dan garis pantai sepanjang 7,2 km. Dari topografi terletak pada ketinggian 0 – 3 meter diatas permukaan laut. Kelurahan ini sedang mengalami dampak dan ancaman yang sangat nyata dari Abrasi.
Dari Analisis Spasial yang dilakukan WALHI Sumbar, abrasi mencapai lebih dari 50 Meter di dari bibir Pantai di Kelurahan Pasia Nan Tigo. Ada Ratusan rumah yang akan terancam hilang serta kerugian Miliaran rupiah dari Abrasi tersebut. Dari data Sosial, Sebanyak 11.581 jiwa penduduk yang akan terpapar di Kelurahan tersebut.
Faktor internal yang mempengaruhi tingginya dampak abrasi adalah alih fungsi lahan di Kelurahan Pasia Nan Tigo. Alih fungsi lahan mangrove atau tanaman rawa menjadi tambak udang. Tercatat Tahun 2021 sebanyak 31 petak tambak udang berada di keluarhan Pasia Nan Tigo, yang berasal dari alih fungsi lahan rawa serta mangrove. Sejatinya mangrove adalah tanaman yang menjaga kestabilan ekosistem pesisir dari gelombang air laut.
Dari Persoalan tersebut, bila tidak di Antisipasi oleh Pemprov sumbar dan Pemko Padang bencana abrasi tersebut, maka Pemko harus mengeluarkan anggaran besar untuk relokasi pemukiman, dan mencari alternatif mata pencarian baru bagi warga Pasir nan Tigo.