Bergelut dengan sampah saat memilah ikan tangkapan, Nelayan Patenggangan

Berhadapan dengan sampah sepertinya sudah menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh nelayan di pantai patenggangan, Kota Padang. Sampah- sampah ini diduga sampah kiriman yang berasal dari hulu sungai yang bermuara ke laut. Herman dari Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia mengatakan bahwa “kawasan patenggangan merupakan kawasan teluk dan juga memiliki permukaan yang lebih rendah dari kawasan pantai yang lainnya, sehingga sampah-sampah kiriman pun menumpuk di sini”. Jika dilihat secara kasat mata, memang pantai patenggangan merupakan pantai yang indah, memiliki air yang biru, pasir yang putih, namun sayang, itu hanya terlihat di permukaan.


Setiap pagi, setelah subuh biasanya nelayan sudah mulai “mamukek” (menangkap ikan di laut), alih-alih berharap mendapatkan ikan, namun yang berhasil terjerat hanyalah sampah. Sampah rumah tangga seperti kemasan detergen sangat mudah ditemui ketika nelayan “maelo pukek” (menarik jala ke daratan). Jumlah ikan sangat berbanding terbalik dengan usaha yang dikeluarkan. “Dulu kita memilah sampah di jala ikan, sekarang kita memilah ikan dari sampah” Herman menambahkan. Apalagi ketika musim hujan, jumlah sampah yang dihasilkan lebih banyak dari hari biasanya.

2

Kepala Departemen Advokasi WALHI Sumbar, Tommy Adam mengatakan bahwa “persoalan ini harus segera diselesaikan dengan harus ada sanksi dan upaya tegas pemerintah maupun pemerintah kota padang terhadap kondisi yang seperti ini, sampah-sampah ini merupakan sumbangsih warga kota padang yang sama sekali tidak mementingkan kebersihan lingkungan kemudian membuang sampah dan berakhir di laut”.

Herman juga menambahkan “kami berharap untuk dapat berkesempatan melakukan audiensi langsung kepada DLH dan pemerintah provinsi sumatera barat terkait persoalan ini”